Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
231ab53b-2c03-4d53-b307-d34813f883f6
Kerinci Seblat National Park located in the middle group of the Bukit Barisan. I...
Menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IU...
A study on species composition and threat potential of invasive plant species wa...
Study on invasive alien species was conducted in Gunung Gede Pangrango National ...
Kepulauan Togean National Park is one of conservation area in Centre Sulawesi wh...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Analisis Flora Pada Tumbuhan Asing Invasif Markisa (Passiflora ligularis Juss) di Taman Nasional Kerinci Seblat-Jambi
Kalimantan merupakan pulau terbesar yang disebut jantung kekayaan hutan tropis tersisa di wilayah Asia Tenggara. Penelitian difokuskan pada tegakan vegetasi kelompok pohon (diameter ≥ 10 cm). Penelitian dilakukan di hutan pamah perbatasan Simenggaris, Kabupaten Nunukan-Kalimantan Utara. Metode penelitian menggunakan petak 20 m x 50 m (± 0,4 ha), yang ditempatkan pada lokasi berbeda. Hasil yang dicapai kerapatan 593 individu/ha dari total 64 jenis, 42 marga, dan 25 suku. Luas bidang dasar ± 27,32 m2/ha. Indek keanekaragaman ± 2,84 (H‘). Suku terbanyak jenisnya Dipterocarpaceae (17 jenis), Clusiaceae (7 jenis), Annonaceae (5 jenis), dan Anacardiaceae (5 jenis). Jenis utama Shorea laevifolia (SDR=12,27 persen), dan suku utama Dipterocarpaceae (SDR= 47,06 persen). Jenis-jenis tercatat dalam red list IUCN adalah Agathis bornennsis (rentan), Anisoptera costata genting) dan Koompassia malaccensis (resiko rendah). Jenis Alstonia spectabilis, Shorea javanica, S. palembanica, dan Dipterocapus sp. tergolong jenis langka. Korelasi setiap petak rendah atau relatif berbeda (< 50 persen), sedangkan korelasi setiap jenis keseluruhan cukup tinggi (> 50 persen). Jenis-jenis berkorelasi sangat tinggi (IS=100 persen) tercatat 20 jenis dan terbagi menjadi 6 kelompok komunitas. Prosiding Seminar NAsional Biologi( Semabio) Eksplorasi dan Pemanfaatan Biodiversitas untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN" Bandung, 31 Mei 2016