Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
74a4a139-3fc1-4b62-aa97-7e45e0dc439c
MERUPAKAN INFORMASI MENGENAI KONDISI AIR TANAH DANGKAL DI WILAYAH KABUPATEN TULU...
Cekungan_Air_Tanah
Cekungan Air Tanah
Cekungan Air Tanah AR
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Identifikasi penyebaran polutan industri tekstil di bagian timur cekungan Bandung untuk menanggulangi pencemaran air tanah dangkal
Kawasan industri Rancaekek di cekungan Bandung merupakan salah satu sentra industri tekstil di Indonesia. Keberadaan industri ini dapat membuka lapangan kerja yang besar, namun di sisi lain berdampak buruk bagi lingkungan khususnya kualitas air. Sistem pengelolaan limbah dengan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) yang tidak dilakukan dengan ketat mengakibatkan pencemaran air tanah terutama pada akuifer dangkal yang disebabkan oleh migrasi natrium ke dalam tanah. Penelitian dilakukan selama tiga tahun (2008-2010) untuk mengembangkan model penyebaran polutan hasil industri tekstil terhadap air tanah dangkal di bagian timur cekungan Bandung. Data tentang tanah, geologi, hidrogeologi, sebaran batuan dasar, muka air bawah tanah, permeabilitas, dan nilai infiltrasi diperoleh dari beberapa instansi terkait, antara lain Ditjen Migas, Puslit Lingkungan Geologi, perguruan tinggi, dan studi literatur. Tahapan dan metode penelitian mencakup penelitian aspek hidrogeologi dengan metode Schlumberger, sifat fisika batuan digunakan metode Dipole-Dipole, karakteristik geohidrolika akuifer dan sumur bor dilakukan pemompaan uji, pemodelan numerik transpor kontaminan dengan model aliran vadoze zone, uji adsorpsi, pemodelan air tanah, model transpor kontaminan dalam tanah dan air tanah, rehabilitasi lahan, dan potensi limpasan air permukaan. Sampel dipilih tanah sawah yang tercemar limbah industri tekstil di Rancakeong, Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek. Hasil pengamatan dan pengukuran elevasi muka air tanah yang dilakukan pada mata air dan 20 sumur gali penduduk menunjukkan sifat batu pasir tufan terpilah baik dengan kekompakan sedang, permeabilitas dan porositas baik, kedalaman muka air tanah antara 0,37-7,45 m, batuan breksi bersifat kompak dan impermeable, serta batuan segar lava dengan struktur masif dan impermeable. Berdasarkan analisis kondisi geologi, air tanah dangkal di daerah penelitian terdapat dalam akuifer bebas, tersusun oleh satuan endapan sungai, batu pasir tufan, dan tanah hasil pelapukan satuan lava dan breksi. Akuifer bebas pada sumur gali penduduk memiliki kedalaman muka air tanah antara 0,37-7,9 m, jenis mata airnya adalah mata air kontak dan depresi (mata air yang muncul akibat adanya pemotongan muka air tanah dengan permukaan tanah). Hasil pengukuran distribusi kualitas air tanah menunjukkan adanya peningkatan nilai total dissolved solids (TDS) mengikuti aliran air tanah, dari kaki pegunungan menuju pusat cekungan sesuai kondisi alamiahnya. Nilai pH bervariasi antara 6,88-8,69 dan pola penyebarannya tidak menunjukkan peningkatan mengikuti arah aliran air tanahnya, sedangkan kandungan natrium (Na) sebesar 1.900-2.200 ppm. Hasil pengukuran topografi menunjukkan pencemaran air tanah pada sumur penduduk disebabkan oleh adanya aliran permukaan yang masuk melalui sumur. Aliran air mengikuti topografi menuju arah yang lebih rendah. Hal ini disebabkan limpasan di permukaan sangat tinggi jika dibandingkan daya tampung sungai sehingga meluap ke wilayah persawahan. Hasil analisis tanah awal menunjukkan tanah bertekstur liat dengan perbandingan kandungan pasir:debu:liat = 8:26:67. Penelitian rehabilitasi lahan menyimpulkan aplikasi mikoriza yang dapat diterapkan untuk mencapai kondisi aman (0,4 me/100 g) adalah sebesar 337 g/tanaman. Konsentrasi Na paling rendah diperoleh dari aplikasi pencucian lahan satu minggu sekali. Aplikasi fitoremediasi menggunakan tanaman kiambang (Salvinia natans) dan eceng gondok (Eichornia crassipes) berhasil mengurangi konsentrasi Na dalam tanah 32-52%. Model hasil penelitian ini dilengkapi gambar dan peta zona rekomendasi untuk konservasi. Disimpulkan: 1) tidak terjadi perkolasi daerah penelitian karena didominasi oleh lempung sehingga pencemaran air tanah akibat interkoneksi dengan sungai sulit terjadi; 2) tanah lempung berdebu memiliki kemampuan adsorpsi cukup kuat; 3) hasil analisis terhadap aliran air tanah dengan perangkat lunak Modflow menggambarkan pola aliran tanah pada kondisi alami, bergerak menuju arah selatan dengan variasi arah barat daya dan tenggara; 4) model interkoneksi hidrodinamis menghasilkan pola interaksi air tanah dengan air permukaan pada saluran Cikijing terbagi dalam enam segmen, serta dapat mengidentifikasi flux inflow-out flow sepanjang saluran; 5) dispersi kontaminan hampir sama besar di setiap segmen; 6) potensi migrasi kontaminan NaCl dari saluran ke dalam akuifer bebas sangat kecil; 7) pencemaran sumur penduduk disebabkan adanya limpasan permukaan. (IS)