![Image](https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3f/Main_Logo_of_National_Research_and_Innovation_Agency_of_Indonesia.svg/1200px-Main_Logo_of_National_Research_and_Innovation_Agency_of_Indonesia.svg.png)
Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
436e26fb-1bb9-46cd-a0ba-d5487e55e239
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Keragaman genetik banteng (Bos javanicus d'Alton) dari berbagai lembaga konservasi dan Taman Nasional Meru Betiri
Banteng (Bos javanicus d”Alton) dikonservasi serta didomestikasi sebagai sapi Bali sejak 3.500 tahun sebelum masehi. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh informasi hasil analisis morfometrik banteng dan keragaman genetik populasi banteng di dalam kawasan konservasi dan lembaga konservasi serta hubungan kekerabatan antara populasi banteng dengan sapi Bali melalui jarak genetik antar populasi dan jarak genetik antar individu dengan metoda multiple aligen sekuen dari program Clustal X 1.83 serta analisis filogenetik menggunakan metoda neighbor-joining. Morfometrik banteng di Kebun Binatang Surabaya dan Kebun Binatang Ragunan telah mengalami perubahan secara fisik dan biologis, hal ini terjadi karena jarak genetik di dalam populasi sebesar 0,000. Di dalam kawasan konservasi, morfometrik banteng paling besar dari Taman Nasional Baluran dilihat dari ukuran telapak kaki dan jarak kaki. Hasil multiple alignment 657 urutan basa fragmen D-loop DNA mitokondria, terdiri dari enam haplotipe yaitu banteng 3 macam haplotipe dan sapi bali 5 macam haplotipe, dengan demikian sapi bali memiliki keragaman genetik lebih tinggi. Jarak genetik antar haplotipe sangat kecil (0,000-0,009), sehingga hubungan kekerabatan antar banteng dan sapi bali sangat dekat. Dengan demikian untuk program pemuliaan, sapi bali dapat dilakukan perkawinan silang dengan banteng dari Taman Nasional.Kata kunci: Jarak genetik, banteng, sapi bali, kawasan konservasi, lembaga konservasi Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, Tahun 2014, Volume 11, Nomor 2