Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
29865203-b2cc-4373-a63d-b87fbc3c2996
- Data ini berisi informasi tentang Pola Ruang pada Rencana Tata Ruang Wilayah K...
Penelitian Alternatif Model Pengelolaan Keamanan Di Daerah Konflik merupakan sal...
Penelitian Studi Kebijakan Pertahanan Pengelolaan Keamanan di Daerah Konflik Stu...
Berisi data Tabel Pemetaan Data Potensi Konflik di Kota Surakarta dari tahun 202...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Konflik Poso Pemetaan dan Pencarian Pola Pola Alternatif Penyelesaiannya
Ketika Indonesia mengalami perubahan politik tahun 1998, di beberapa daerah justru merebak berbagai konflik. Kosakata konflik, kerusuhan, dan kekerasan lainnya seakan silih berganti di telinga dan mata kita. Media massa, cetak maupun elektronik, memberitakan berbagai bentuk konflik di beberapa tempat. Ambon dan Poso adalah dua wilayah konflik yang terjadi hampir bersamaan Tentunya, konflik itu menambah ragam konflik sebelumnya yang sudah menahun, seperti konflik Aceh dan Papua. Poso, sebelum kerusuhan Desember 1998 adalah suatu wilayah yang tidak banyak diliput oleh media massa. Wilayah yang terletak di antara Teluk Tomini dan Teluk Tolo itu termasuk dalam Provinsi Sulawesi Tengah. Masyarakat Poso cukup plural dari sisi etnis maupun agama .Mereka, ada yang hidup di pesisir pantai, maupun di pedalaman sekitar danau Poso. Kehidupan mereka relatif damai. Tradisi sintuwu maroso yang mengajarkan kehidupan bersama dengan baik, dilakoni bersama, tanpa melihat perbedaan yang ada di antara mereka. Tetapi sejak akhir Desember 1998, mereka "dikejutkan" oleh peristiwa yang tidak diduga. Konflik dan konflik terjadi silih berganti sampai akhir tahun 2001. Ratusan nyawa manusia melayang, ribuan jiwa mengungsi, puluhan ribu bangunan hangus dan rusak, serta banyak masyarakat terutama anak-anak mengalami trauma melihat konflik yang begitu dahsyat. Deklarasi Malino digelar bulan Desember 2001 untuk menghentikan berbagai konflik di Poso. Berhasil? Ternyata pada tahun 2002 dan 2003, masih ada penembakan, masih ada bom meledak, masih ada nyawa manusia melayang, dan masih ada bangunan yang rusak. Buku ini belum bisa menjawab pertanyaan tersebut secara tuntas. Tetapi, buku yang berasal dari penelitian LIPI ini berusaha memahami akar masalah konflik Poso dan kemudian memberikan beberapa alternatif penyelesaiannya. Tim Peneliti LIPI yang diawaki oleh peneliti dari berbagai disiplin ilmu sosial itu, melihat bahwa konflik di Poso diakibatkan oleh persoalan politik, ekonomi, sosial budaya, dan demografi. Buku ini terdiri dari: Bab I: Pendahuluan Bab II: Sketsa Kabupaten Poso Bab III: Rangkaian Peristiwa Kekerasan di Poso Bab IV: Politisasi Agama Dalam Konflik Poso Bab V: Masalah Ekonomi Identitas Ganda dan Problema Kultural Bab VI: Jaringan Pelaku dalam Konflik Poso Bab VII: Upaya Upaya Rekonsiliasi Poso Catatan Kegagalan dan Alternatif Penyelesaiannya Bab VIII: Beberapa Alternatif Penyelesaian Konflik Poso Suatu Catatan Penutup