Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
12-08-2024
07efa157-99b7-4e4f-a2f2-81863cee32ea
Penelitian Wawasan Kebangsaan Masyarakat Industri II: Pandangan Masyarakat Tenta...
Data ini berisikan terkait jumlah Kelompok Kerja (POKJA) Destana dan Relawan Des...
Seminar Dinamika Politik dalam Perspektif Pembangunan yang Berkesinambungan meru...
Peta Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Tulungagung dengan skala 1 : 50.000
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Menggapai cita-cita masyarakat tangguh bencana alam di Indonesia : hidup harmonis dengan alam
Secara umum diketahui bahwa wilayah Indonesia disamping memilki kekayaan alamnya yang berlimpah ruah Negara yang kita cintai ini merupakan suatu wilayah yang sarat dengan bahaya alam. Banyak wilayah, yang disadari atau tidak, yang memilki potensi bencana alam namun dijadikan daerah permukiman atau sentra aktifitas masyarakat lainnya, sehingga menjadikan manusia yang terpapar terhadap bahaya alam jumlahnya semakin besar. Pada gilirannya ketika terjadi bencana maka kerugian-kerugian terutama sosial dan ekonomi akan semakin banyak pula dan hal yang paling menyedihkan banyak masyarakat miskin yang menjadi korban. Republik Indonesia kini telah memilki UU no. 24/2007yang isinya mengatur penyelenggaraan penanggulangan bencana baik secara nasional maupun pada tataran daerah, Dengan adanya UU ini maka kegiatan penanggulangan bencana di Indonesia sudah memilki dasar hukum yang kuat. Sebelum adanya UU tersebut kegiatan pengelolaan bencana di Indonesia hanya diatur oleh PBahaya alam yang kerap mengancam wilayah Indonesia eraturan PBahaya alam yang kerap mengancam wilayah Indonesia Presiden yang kegiatannya lebih menitik beratkan pada proses tanggap darurat, pemulihan dan rekonstruksi. Pada hakekatnya UU ini mencita-citakan agar bangsa Indonesia tangguh dalam mengantisipasi bahaya alam. Ketangguhan terhadap bencana akan menjadikan masyarakat dapat meredam risikonya hingga sekecil mungkin dan kemudian pulih kembali kekeadaan semula dalam waktu yang singkat. UU tersebut juga telah pula merubah paradigma yang dianut selama ini dalam penanggulangan bencana di Indonesia yang sebelumnya dititik beratkan pada kegiatan setelah terjadinya suatu bencana menjadi suatu kegiatan yang bekesinabungan mulai dari penguatan kapasitas masyarakat untuk menstimulasi kesiapan dan kesiapsiagaan hingga tanggap darurat ketika terjadi bencana. Namun disadari pula mengingat luasnya wilayah Negara kita yang terancam oleh bahaya alam dan banyaknya jenis bahaya yang mengancam serta banyaknya jumlah masyarakat yang terpapar dan terakhir belum dimilikinya sumberdaya manusia pengelola bencana yang memadai telah menyebabkan cita-cita yang ingin dituju oleh UU No. 24 tahun 2007 tersebut belum tercapai sepenuhnya. Buku “Menuju cita-cita masyarakat tangguh bencana alam di Indonesia” merupakan hasil rekaman dari sejumlah tulisan mengenai bencana alam di dunia dan khususnya di Indonesia yang dilengkapi dengan pengalaman-pengalaman penulis dan peneliti-peneliti di lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ketika melakukan penelitian yang berhubungan dengan pengurangan risiko bencana. Namun pembahasan dalam buku ini lebih tertuju kepada bencana alam yang sangat sering melanda bumi Indonesia dan merugikan baik masyarakat maupun pemerintah, diantaranya yaitu gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, dan longsor. Buku ini terdiri dari lima BAB, yaitu : BAB 1 Merupakan Pendahuluan, yang terdiri dari 3 sub Bab yang menguraikan secara umum pemicu-pemicu bencana alam (gempa bumi, tsunami, banjir dan longsor) yang terjadi Indonesia. Secara singkat dibahas tentang trend bencana yang dilengkapi dengan data-data statistik bencana alam yang terjadi di Indonesia dan di dunia, yang diperoleh dari berbagai sumber.Frekuensi bencana dan kerugian sosial dan ekonomi yang terjadi akibat bencana di Indonesia dan dunia juga dibahas dalam Juga dibahas sejumlah usaha-usaha manusia sejak zaman dahulu kala dalam mengurangi risiko bencana termasuk kearifan lokal ataupun nilai-nilai budaya lokal yang berasal dari masa lalu hingga usaha-usaha manusia modern. Bab ini membahas juga tentang upaya Internasional dalam pengurangan risiko bencana alam. Termasuk didalamnya upaya PBB untuk menggalang usaha-usaha pengurangan risiko bencana secara internasional mulai dari diproklamasikannya dekade pengurangan risiko bencana secara Internasional oleh PBB yang dikenal dengan IDNDR (International Decade of Natural Disaster Risk Reduction) 1990 – 2000dan dideklarasikannya Yokohama Strategi pada tahun 1994 dan didirikannya sekretariat International Strategy for Disaster Reduction tahun 2000 dan disepakatinya Hyogo Frame of Work for Action tahun 2005 untuk pengurangan risiko bencana secara Internasional. Selanjutnya dalam BAB ini juga dibahas sejarah kebencananaan di Indonesia yang pernah tercatat dalam sejarah sejak zaman dahulu kala hingga kini dan proses pengurangan risiko bencana di Indonesia dan kilas balik proses pengurangan risiko bencana di Indonesia. BAB 2. Bab ini membahas bahaya alam yang paling sering ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia. Bahaya alam yang ditimbulkan oleh fenomena tektonik seperti gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi dan bahaya alam yang dipicu oleh faktor klimatologi seperti banjir dan longsor, yang telah sangat banyak merugikan masyarakat dan pemerintah. Secara spesifik dibahas pula setiap karakter bahaya alam tersebut, awal terbentuknya hingga berubah menjadi bahaya yang mengancam dan upaya-upaya yang diperlukan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkannya. BAB 3. Membahas tentang risko bencana yang terjadi dan kerentanan yang mempengaruhinya serta potensi kapasitas masyarakat yang dapat membangkitkan ketangguhannya (self resiliency) sehingga dapat meminimalisir kerentanan tersebut. Bab 3 ini juga membahas faktor-faktor yang dapat meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap bencana alam. Selain itu dibahas pentingnya melakukan analisis kerentanan dan kapasitas (vulnerability and capacity analysis – VCA) dalam upaya pengelolaan bencana (disaster management). Juga dibahas tentang hubungan antara kapasitas dan ketahanan atau ketangguhan masyarakat terhadap bencana serta konsep dan kerangka kerja (frame work) suatu analisis kerentanan. Perubahan paradigma dari tanggap darurat (emergency response) yang dilakukan pada saat dan setelah terjadinya suatu bencana menuju fase yang lebih komprehensif dengan juga melibatkan aktivitas sebelum bencana seperti peningkatan kesiapan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana juga dibahas dalam bab ini selain pengaruh kemiskinan terhadap kerentanan dan risiko bencana juga tertuang dalam bab ini.Disamping itu sejalan dengan kencenderungan perkembangan sejumlah kota di Indonesia menuju megacities, tanpa disadarimasyarakat urban berada dalam kondisi rentan. Pembahasan menjadi penting mengingat pada dasarnya masyarakat tumbuh bersama tumbuhnya kota sehingga kesadaran terhadap bahaya yang ada di sekitarnya relatif rendah. Mengingat luasnya dan banyaknya jenis bencana yang mengancam wilayah Indonesia diperlukan suatu pendekatan pengelolaan bencana yang berbasiskan masyarakat yang juga turut dibahas dalam bab ini. Pada bagian akhir dari Bab 2 disajikan pula parameter kerentanan untuk bahaya alam gempa, tsunami, banjir dan longsor, berdasarkan pengalaman penulis, yang perlu dikaji ketika melakukan analisis risiko bencana. BAB 4 Bab ini berkaitan dengan tata kelola risiko bencana dan pembangunan ketahanan bencana serta mitigasi yang berkelanjutan dari sisi kelembagaan. Juga dibahas bagaimana hubungannya antara bencana dan program pembangunan serta komunikasi dan persepsi risiko dalam pengurangan risiko bencana, termasuk juga ketahanan masyarakat dan upaya mitigasi secara berkelanjutan yang diperlukan untuk meminimalisasi risiko bencana. BAB 5 Merupakan Bab penutup buku ini, Dalam Bab ini dibahas permasalahan umum yang dapat menjadi penghambat program pengurangan risiko bencana di Indonesia baik secara struktural ataupun non struktural dan upaya-upaya yang dapat dan sudah dilakukan untuk membangun masyarakat tangguh bencana. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasama teman-teman di Puslit Geoteknologi LIPI, juga kepada teman-teman yang tergabung dalam Sub-kegiatan Kompetitif bidang Kebencanaan dan Lingkungan LIPI hingga dapat diterbitkannya buku ini. Buku ini telah pula diedit/dibaca/direview oleh Bapak Ir. Sugeng Triutomo, DESS Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB tahun 2008 - 2013, kami secara khusus mengucap terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan beliau sebagai Editor sekali gu8s menjadi Proof Reader dan Reviewer buku ini. Buku ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi mahasiswa yang sedang mempelajari masalah kebencanaan dan yang sedang menyelesaikan tugas akhir. Buku ini dapat juga dijadikan rujukan bagi para pengelola bencana terutama yang berada di daerah dan bagi pakar kebencanaan di Indonesia. Penerbitan buku ini juga dalam rangka turut memperingati 10 tahun terjadinya katastropi tsunami tahun 2004 lalu. Kami menyadari bahwa materi yang telah disajikan dalam buku ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami akan menerima dengan tangan terbuka kritikan-kritikan atau saran yang disampaikan berkaitan dengan isi buku ini. Akhirnya kami berharap buku ini merupakan merupakan sumbangan dari kami dalam upaya bersama kita untuk menjadi masyarakat tangguh bencana untuk mengurangi ririko-risikonya di masa depan. Salam Penulis Herryal Z. Anwar dan Hery Harjono MASYARAKAT TANGGUH BENCANA ALAM DI INDONESIA Hidup harmonis dengan alam, 2013, Vol., 250. ISSN / ISBN / IBSN : ISBN : 978-979-3781-09-9