Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
12-08-2024
e27519a0-f7ef-48f6-886a-a36341f52ac4
Sudu turbin uap pada umumnya dibuat dari baja tahan karat martensitik (tipe 13Cr...
Baja tahan karat martensitik biasa digunakan untuk aplikasi padaturbin blade. Pe...
Baja tahan karat 13Cr3Mo3Ni merupakan modifikasi dari baja tahan karat martensit...
Sudu (blade) turbin yang terbuat dari baja tahan karat martensitik 13Cr yang sel...
Kebutuhan akan material implan yang biokompatibel dengan harga relatif murah sem...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Morfologi Struktur Mikro, Kekerasan, Dan Ketahanan Korosi Baja Tahan Karat Martensitik 13cr3mo3ni Hasil Quenching Dengan Variasi Temperatur Austenit
Baja tahan karat martensitik tipe 410 biasa digunakan untuk aplikasi sudu turbin pada steam turbine. Perilaku baja tahan karat jenis ini dapat diperbaiki dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan cara memodifikasi unsur baja tahan karat tipe 410 tersebut dan perlakuan panas. Baja tahan karat martensitik yang telah dimodifikasi dalam hal ini baja tahan karat martensitik 13Cr-3Mo-3Ni dilakukan proses hot forging kemudian dianil. Baja tahan karat martensitik 13Cr-3Mo-3Ni kemudian dipreparasi dan dilakukan proses perlakuan panas. Proses perlakuan panas yang dilakukan yaitu quenching pada variasi temperatur austenisasi 950, 1000, 1050, dan 1100⁰C selama 1 dan 3 jam dan didinginkan dengan menggunakan media oli, dilanjutkan dengan proses temper pada temperatur 650⁰C selama 1 jam. Baja tahan karat martensitik 13Cr-3Mo-3Ni hasil temper kemudian dilakukan uji kekerasan dengan metoda Rockwell C, metalografi dengan mikroskop optik, dan uji ketahanan korosi dengan menggunakan CMS (Corrosion Measurement System). Hasil menunjukkan bahwa baja tahan karat martensitik 13Cr-3Mo-3NI pada temperatur austenisasi 950⁰C selama 1 jam setelah temper 650⁰C selama 1 jam memiliki nilai kekerasan yang paling rendah dengan nilai kekerasan 33,5 HRC dan laju korosi yang paling rendah yaitu 0,02 mpy, sedangkan pada temperatur austenisasi 1100⁰C selama 3 jam setelah temper 650⁰C selama 1 jam memiliki nilai kekerassan paling tinggi dengan nilai kekerasan 46,2 HRC dan laju korosi paling tinggi yaitu 1,62 mpy. Strukturmikro yang terbentuk adalah fasa martensit, karbida, dan delta ferit. Peningkatan kekerasan pada temperatur autenisasi 1100⁰C disebabkan oleh peningkatan kandungan karbida pada fasa martensit. Namun, presipitasi karbida yang terbentuk selama proses quenching dapat menurunkan ketahanan korosi karena kadar Cr dan Mo menurun di dalam karbida. Majalah Metalurgi, 2017, 2, 83-90