Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
5cb2b973-3f85-436b-b27e-4be7f2ff1bc8
Pengembangan baja berbasis laterit saat ini tengah menjadi perbincangan oleh ber...
Baja tahan karat martensitik biasa digunakan untuk aplikasi padaturbin blade. Pe...
Martensitik stainless steel biasa digunakan untuk aplikasi di turbin uap. Marten...
Pembuatan paduan manganin untuk bahan komponen elektrik dan elektronik (shunt re...
Pembuatan paduan manganin untuk bahan komponen elektrik dan elektronik (shunt re...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Pengaruh Perlakuan Panas dan Penempaan terhadap Sifat Kekerasan dan Struktur Mikro pada Baja Laterit
Indonesia memiliki sumber bijih nikel laterit dan batubara yang melimpah. Walaupun begitu, sumber daya ini belum dipertimbangkan sebagai bahan baku utama dalam industri baja Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini untuk mengetahui keunggulan yang dimiliki oleh baja laterit melalui proses perlakuan panas dan pembentukan logam serta potensinya. Baja nikel laterit dapat digunakan untuk aplikasi pada baja konstruksi jembatan dan bangunan karena memiliki kandungan nikel tinggi. Perilaku baja nikel laterit ini dapat ditingkatkan dengan cara perlakuan panas dan pembentukan logam. Penelitian ini disampaikan untuk mengetahui perilaku perlakuan panas terhadap perubahan struktur mikro dan nilai kekerasan yang terjadi pada baja nikel laterit. Perlakuan panas yang dilakukan meliputi pemanasan austenisasi pada suhu 1100 ºC kemudian dilakukan variasi pembentukan logam secara forging 1 dan 2 pass serta reduksi secara rolling. Karakterisasi sampel dengan pengujian metalografi menggunakan mikroskop optik dan pengujian kekuatan mekanik dilakukan dengan kekerasan permukaan. Hasil yang didapat menunjukkan perubahan struktur mikro pada baja nikel laterit setelah dilakukan perlakuan panas dan penempaan menuju sifat keuletan tinggi. Struktur mikro yang terbentuk terdiri dari austenit dan perlit dan bentuk setelah pembentukan logam semakin kecil dan pipih. Nilai kekerasan dapat meningkat saat dilakukan proses tempa dan menurun saat proses pengerolan jika dibandingkan dengan sampel as-cast dan peningkatan nilai kekerasan tertinggi pada sampel baja laterit A dengan 2 pass tempa sebesar 201,6 HB. Prosiding SENAMM IX 2016, Hal 386-390