Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
12-08-2024
f6dc0b80-03cb-46d2-a9d5-ea5c56221098
Dataset berisikan Tingkat Kematangan Keamanan SPBE mengukur tahapan perkembangan...
Penilaian kinerja OPD berdasarkan pengumpulan data dan informasi yang dilakukan ...
Afl atoxin, ochratoxin, zearalenon is a compound resulted from metabolism proces...
Kenaikan harga bahan bakar minyak menyebabkan banyaknya industri yang semula men...
Organic farming basically work on improving organic soil substrate which give im...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Sistem Kultivasi Organik pada Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) dengan Memanfaatkan Tingkat Kematangan Kompos
Untuk mendukung suatu sistem pertanian yang berkelanjutan, praktek pertanian organik dilakukan pada kultivasi kacang tanah. Pada penelitian ini, pengkombinasian antara penggunaan bakteri pelarut fosfat (Pseudomonas sp.), bakteri penambat nitrogen (Rhizobium spp.), dan fungi pendegradasi selulosa (Trichoderma sp. dan Aspergillus sp.) digunakan untuk inokulan. Kompos berupa bahan hijauan daun dan limbah kotoran ternak kemudian diformulasikan dengan inokulan untuk digunakan sebagai pupuk hayati. Kompos-matang dan kompos-setengah-matang fermentasi digunakan untuk pengkayaan hara tanah. Penggunaan kompos setengah matang merupakan praktek semi-on-site-composting di dalam upaya menstimulasi pertum-buhan tanaman. Pengaruh perlakuan pada penelitian ini dievaluasi melalui pertum-buhan tanaman dan hasil polong. Tidak didapat perbedaan yang signifikan di antara perlakuan pupuk hayati, namun seluruh perlakuan memperlihatkan perbedaan yang nyata terhadap kontrol. Oleh sebab itu, praktek pengunaan kompos setengah matang mampu mempersingkat persiapan tanam dan dapat diterapkan pada kultivasi kacang tanah. Penggunaan kompos separuh matang hasil penelitian ini dapat dipraktekan di dalam pengembangan tehnik kultivasi untuk mendukung sistem pertanian berkelanjutan. Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 13, No. 2. Hal. 203-211 ISSN 1441-318X