Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
12-08-2024
e40aea9e-ee17-43b1-baca-6347b524a56c
Dolomit asal Madura telah dikarakterisasi dan diproses melalui proses kombinasi ...
Telah dilakukan proses kalsinasi dari mineral batuan dolomit dari daerah lamonga...
Daftar Potensi Industri Kecil Nilai Bahan Baku Lanting
Daftar Potensi Industri Kecil Nilai Bahan Baku Tahu
Daftar Potensi Industri Kecil Nilai Bahan Baku Konvensi
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Studi potensi pertambakan garam di Kabupaten Rembang untuk bahan baku magnesium karbonat
Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang 70 persen dari luasan total wilayah nusantara adalah lautan yang memiliki banyak potensi serta dapat dimanfaatkan, salah satu contohnya adalah garam. Daerah pesisir Kabupaten Rembang merupakan salah satu dari beberapa kawasan pantai yang banyak dijadikan usaha pertambakan garam. Pengamatan terhadap proses pengendapan garam di sepanjang pantai Kabupaten Rembang yang mempunyai sistem tambak tradisional dan sistem pertambakan geomembran (modern) dilakukan dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mengetahui potensi pantai Indonesia khususnya di wilayah Kabupaten Rembang sebagai sumber bahan baku dalam membuat magnesium karbonat. Padatan berupa garam dan limbah air dari kedua sistem pertambakan garam diambil untuk dilakukan analisa. Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa dengan pertambakan modern diperoleh garam yang lebih berkualitas dan kadar magnesium yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertambakan tradisional. Hal tersebut didukung oleh hasil analisa X-ray Diffraction (XRD) pada garam yang menunjukkan terbentuknya peak natrium klorida (NaCl) yang tajam dan lebih dominan. Sedangkan untuk hasil analisa X-ray Fluorescence (XRF) menunjukkan bahwa garam tersebut mempunyai kadar magnesium 17,65 persen dan natrium klorida hingga mencapai > 30 persen yang jika diamati secara visual memiliki warna garam yang lebih cerah. Jika limbah air dari sisa proses penguapan pada pertambakan modern tersebut dikarakterisasi dengan Inductively Coupled Plasma (ICP) maka diperoleh kenaikan kadar magnesium (Mg) yang cukup tinggi yaitu dari 1,497 ppm menjadi 36,41 ppm dengan rasio magnesium dan natrium (Mg/Na) dari 0,145 menjadi 2,241. Dengan melihat kadar magnesium dan natrium yang cukup tinggi, dapat disimpulkan bahwa tambak garam di sepanjang pantai Kabupaten Rembang berpotensi menjadi daerah penghasil garam untuk memenuhi kebutuhan garam nasional dan limbah air pada penambakan modern dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku pembuatan magnesium karbonat. Seminar Nasional Metalurgi dan Material IX (SENAMM IX)