Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
879e44b9-a81b-4b9f-9e5e-de2e6dc42797
Daerah Soka Kebumen telah dikenal sejak jaman Belanda sebagai penghasil genteng ...
Analisis sifat fisik dan keramik, analisis kimia lempung, dan analisis komposisi...
<p><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"...
Six species of bamboos, that were andong bamboo (Gigantochloa verticillata), tal...
Beton tembus air juga disebut beton porus, no-fines concrete, atau permeconcrete...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Analisis Cadangan, Kualitas dan Dampak Penambangan Lempung Sebagai Bahan Baku Genteng Soka dan Bata di Kabupaten Kebumen
Genteng Soka merupakan industri rakyat dan salah satu identitas Kebumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kebutuhan, pemanfaatan, sebaran, kualitas, cadangan lempung dan dampak lingkungan disekitar sentra genteng di Kecamatan Sruweng dan Pejagoan. Penelitian mencakup kegiatan lapangan dan laboratorium. Penelitian lapangan meliputi sebaran bahan galian, aktivitas penambangan serta dampak lingkungan yang terjadi. Penelitian laboratorium mencakup analisis XRD menggunakan alat RINT2000 wide angle geniometer dan kimia mineral menggunakan metode AAS (Atomic Absorbtion Spectrometer). Lempung tersebar pada 13 lokasi seluas 1.320,870 Ha, dengan jumlah cadangan 19.544.143,00 m3. Berdasarkan analisis XRD, lempung mengandung kaolinit, monmorilllonit, illit serta mineral asal lainnya. Kualitas lempung yang berasal dari Kebakalan setara dengan lempung dari Kedawung, lempung Kebagoran mempunyai kualitas lebih rendah dibandingkan lempung Kedawung, sementara itu lempung Plumbon kurang baik. Analisis kimia menunjukkan bahwa lempung dari Kebakalan dan Plumbon mengandung Fe2 O3 sebesar 18,48 – 20,15 persen. Indeks plastisitas berkisar antara 19,23 – 28,12 persen , susut kering sekitar 6 persen, susut bakar 9.5 persen sehingga memenuhi syarat untuk genteng keramik. Tingkat produksi genteng diperkirakan 174.424.333 bh/th, produksi batu bata 60.300.000 bh/th, maka diperlukan lempung 369.528,88 m3/th. Cadangan lempung yang ada diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan selama 52,89 tahun. Nilai ekonomi cadangan lempung Rp 1,954 triliun, nilai potensial kerugian lahan akibat tidak panen Rp 84,783 milyar, nilai sewa sawah pada petani seharga Rp 63 juta/Ha, sehingga menguntungkan. Dampak lingkungan yang terjadi mencakup; hilangnya tanah penutup dan kesuburan tanah, perubahan topografi yang tidak sesuai karakter lahan serta rusaknya infra struktur. Untuk menguranginya maka perlu melokalisir area penambangan di sekitar Kebakalan-Logandu, melakukan reklamasi paska tambang dengan mengembalikan tanah pucuk, pemanfaatan lahan bekas tambang menjadi tempat perikanan/pemancingan, pembuatan zonasi kawasan tambang serta PERDA Pertambangan. Kata kunci : Kebumen, genteng Soka, lempung, cadangan, lingkungan. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA), Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara-ESDM, Bandung, hal 132-145; Vol 6, No 3, Juli 2010,