Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
a76b4deb-e7c0-4543-a588-e9de5047cd58
Pupuk bagi para petani merupakan kebutuhan pokok untuk penyubur lahan pertanian ...
Penyaluran pupuk organik di Kabupaten Bantul tahun 2019
Zat pengatur tumbuh (ZPT) tanaman sangat penting perannya dalam mendukung pengem...
Potensi bahan galian mineral di daerah Jawa Barat bagian selatan masih belum dim...
Zeolit mempunyai truktur terbuka dengan internal surface area besar sehingga mam...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Bentonit sebagai Bahan Pengikat pada Pupuk Organik
Potensi Bahan Galian Industri bentonit di Indonesia tersebar luas, khususnya di Jawa Barat endapan bentonit terdapat di Kabupaten Ciamis, Kecamatan Cimerak. Pemanfaatan bentonit umumnya digunakan sebagai pemucat minyak sawit, namun seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia, maka pemanfaatan bentonit dikaji pula sebagai bahan pengikat pada pupuk organik.Bentonit merupakan mineral jenis lempung, didefinisikan sebagai campuran partikel-partikel pasir, debu dan bagian-bagian tanah liat yang mempunyai sifat-sifat karakteristik yang berlainan dalam ukuran yang kira-kira sama. Salah satu ciri partikel-partikel lempung adalah mempunyai muatan ion positif yang dapat dipertukarkan. Lempung mempunyai daya serap tinggi dan sangat kuat karena mempunyai luas permukaan yang sangat besar, terutama apabila bentonit tersebut sudah di aktivasi oleh asam. Mineral lempung terdiri dari : kaolinit, monmorilonit, illit atau mika, dan antapulgit. Bentonit mempunyai muatan ion positif yang dapat dipertukarkan dan mempunyai daya serap atau absorben yang sangat kuat. Kemampuan daya serap ini digunakan untuk menyerap mineral fosfat yang ada didalam pupuk organik ( campuran fosfat dengan pukan ayam boiler petelur ) sehingga pada pemupukan berimbang yang disesuaikan dengan dosis yang diperlukan, fosfat akan dilepaskan secara perlahan atau slow release, dan selanjutnya akan diserap oleh akar tanaman.Penambahan bentonit pada pupuk organik diharapkan akan menghemat biaya pemakaian pupuk karena penggunaannya akan lebih efektip dan kualitas pupuk akan lebih meningkat lagi. Seminar Nasional Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia ke-49. Yogyakarta, 6 Desember 2012.