Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
fa79ea69-e712-4f7c-a58b-aee6c42ead60
Sumber: Statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2015
Dataset ini menyajikan data SDGs Goal 15 dalam satuan ekor. Dataset ini diperole...
Dataset ini menyajikan data SDGs Goal Peningkatan satwa yang terancam punah >50%...
* Konsep : Lingkungan Hidup * Kode SDSN : K01105 * Definisi : Kesatuan ruang den...
Dalam Pembukaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi Per...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Curik Bali: Kekayaan Hayati Indonesia Yang Terancam Punah
Penemuan Curik Bali pada tahun 1912, di Bubunan, Bali, Stresemann menemukan burung yang kemudian disebut sebagai curik bali/Bali Myna (Leucopsarrothschildi Stresemann, 1912) (Amadon 1962: 112). Leucos berarti putih, sedangkan psar berarti jalak. Nama rothschildi digunakan sebagai penghormatan kepada Baron Rothschild, seorang ahli burung yang rumahnya digunakan oleh Stresemann untuk bekerja (Jobling 1991: 129).Curik bali diketahui memiliki tubuh seukuran jalak putih. Tubuhnya berbulu putih dengan ujung sayap dan ekor berwarna hitam, terdapat jambul di kepala serta terdapat daerah yang tidak berbulu dan berwarna biru di bagian muka. Selain itu juga memiliki paruh berwarna kekuningan dan kaki berwarna abu-abu. Secara alami, jenis ini ternyata hanya terdapat di antara Bubunan dan Gilimanuk di Pulau Bali bagian barat laut. Tempat hidupnya hanya pada ketinggian 0 sampai sekitar 200 meter diatas permukaan laut. Leucopsar rothschildi diketahui sebagai jenis tunggal dengan marga tunggal dan sebaran yang sangat terbatas serta telah punah di alam, tetapi jenisnya masih dapat ditemukan dipenangkaran, yaitu di daerah wisata international sehingga masih memungkinkan untuk dipulihkan. Jakarta: LIPI Press, 2017. xv hlm. + 351 hlm.; 14,8 × 21 cm