Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
943b39c5-7283-4df1-ae06-c907024c9bdb
Research on pollen storage of four varieties and one subspecies of wild banana, ...
Indonesia and South East Asia is the center of origin and genetic variability of...
The use of tetraploid banana in triploid banana breeding has been conducted thro...
Ethnobotany studies of wild banana species in Malinau, East Kalimantan has been ...
Fusarium wilt of banana which is also known as Panama disease caused by Fusarium...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Eksplorasi dan pemanfaatan Musa acuminata liar sebagai tetua jantan dalam pemuliaan pisang triploid tahan Fusarium
Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik pisang yang memiliki lebih dari dua ratus varietas pisang (Musa spp). Dari jumlah tersebut yang telah dibudidayakan oleh petani merupakan varietas alami yang belum mengalami perbaikan/ pemuliaan sehingga banyak mengalami kegagalan karena serangan penyakit layu Fusarium. Pengendalian Fusarium secara kimia tidak efektif karena bersifat patogen yang menular lewat tanah. Salah satu cara pengendalian yang tepat untuk penyakit Fusarium adalah dengan melalukan persilangan dengan eksplorasi dan memanfaatkan Musa acuminata liar sebagai tetua jantan untuk mendapatkan bibit baru yang tahan penyakit layu Fusarium. Persilangan dilakukan dengan cara menyilangkan tetua betina tetraploid dengan tetua jantan diploid. Penelitian ini bertujuan untuk melalukan pemuliaan pisang triploid tahan terhadap penyakit layu Fusarium melalui persilangan antara tetua tetraploid hasil induk poliploidi dengan tetua diploid pisang liar. Penelitian dilakukan melalui beberapa kegiatan, diantaranya penelitian laboratorium, rumah kaca, pembibitan, dan penelitian lapangan. Penelitian laboratorium meliputi kultur tunas dan perbanyakan tunas pisang hasil eksplorasi. Kegiatan rumah kaca meliputi aklimatisasi kultur tunas dan embrio pisang hasil eksplorasi, induksi poliploid, serta uji ketahanan pisang. Pembibitan meliputi penanaman bonggol pisang hasil eksplorasi dan pembibitan tanaman hasil aklimatisasi dari rumah kaca. Adapun penelitian lapangan meliputi kegiatan eksplorasi mencari plasma nutfah pisang yang memiliki sifat unggul, seperti tahan penyakit, pendek, tandan panjang dan vertikal, jumlah sisir banyak, rasa manis, dan ukuran buah besar. Eksplorasi dan kegiatan koleksi plasma nutfah Musa spp dilakukan di Sumatera Barat, Jawa Barat, Bengkulu, Sulawesi Utara, dan Papua. Selain itu, dilakukan penanaman dan pemeliharaan pisang hasil eksplorasi baik pisang liar maupun pisang budidaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksplorasi dan koleksi plasma pisang (Musa spp) di Sumatera Barat, Jawa Barat, Bengkulu, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Papua berhasil mengumpulkan 79 nomor koleksi hidup berupa bonggol/anakan dan biji pisang, 1.181 sampel material DNA, dan 21 koleksi specimen herbarium Musa spp. Dari 176 kombinasi persilangan, 36 (20,45%) kombinasi persilangan menghasilkan biji yang berasal dari kombinasi persilangan penggunaan tiga dari 14 pisang budidaya tidak berbiji, yaitu pisang madu, pisang rejang 1, dan pisang rejang 2, dan 9 dari 16 pisang liar berbiji sebagai tetuanya. Biji hibrid paling banyak (18.841) dihasilkan dari 357 persilangan antara Musa balbisiana klutuk sukun (tetraploid berbiji) tetua rejang 1 (diploid). Hasil uji ketahanan hibrid pisang Madu dengan Musa acuminta var malaccensis (MDMM) menunjukkan bahwa hibrid MDMM tahan terhadap penyakit layu Fusarium. Disimpulkan bahwa untuk mencegah adanya serangan penyakit layu Fusarium, para petani diharapkan dapat menanam pisang dari hasil pemulian antara pisang Madu pisang Musa acuminta var malaccensis (MDMM) karena terbukti lebih tahan terhadap infeksi Fusarium.