Evaluasi Satuan Genetika Wilayah Aktivitas Penambangan Pasir di S. Luk Ulo, Kebumen.

Sungai Lukulo merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Kebumen. Sungai ini memiliki potensi bahan galian pasir dan batu yang menjadi andalan para penambang pasir di Kebumen dan sekitarnya. Aktivitas penambangan pasir sudah sedemikian besar tanpa mengabaikan aspek lingkungan, sehingga menimbulkan kerusakan infra struktur, tata air serta dampak sosial budaya lainnya. Areal penambangan pasir termasuk dalam Cagar Alam Geologi Karangsambung yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung. Untuk mengevaluasi aktivitas penambangan yang terjadi dan kemungkinan tingkat kerusakan yang akan terjadi maka dilakukan analisis menggunakan metode scoring berbasiskan SGW (Satuan Genetika Wilayah). Metode skoring ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap 7 faktor dan 34 sub factor yang mencakup aspek ekonomi bahan galian, kewilayahan, lingkungan dan sosekbud masyarakat. Berdasarkan penilaian matrik holistik nilai total kondisi sekarang 129.5 dan nilai total skenario jika penambangan dilakukan terus adalah 18 sehingga selisihnya -111.5. Selisih nilai yang negatif berarti aktivitas penambangan sepanjang S. Luk Ulo perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh, karena dampak yang diakibatkan akan lebih besar dibanding keuntungannya. Kondisi saat ini yang mempunyai nilai negatif yaitu stabilitas wilayah, ancaman resiko bencana alam dan reklamasi sehingga sangat perlu diwaspadai. Hal yang perlu diperhatikan dalam penambangan pasir meliputi teknik penambang (dihindari penyedotan menggunakan mesin), lokasi penambangan yang sesuai sehingga dapat mengurangi problem erosi, gerakan tanah, banjir, kekurangan air dan problem tata guna lahan. Juga perlu adanya kajian inflow dan outflow pasir, peningkatan kualitas sosialisasi sehingga pemahaman masyarakat dalam penambangan yang aman semakin baik. Disamping itu untuk mengurangi dampak kerusakan jalan serta kemudahan kontrol perlu dibuatkan stok pile pasir diluar areal penambangan. Proceeding International Conference On Earth Science and Technology; Geological Engineering Department, Gadjah Mada University; Yogyakarta; 6-7 August 2009, Vol II Hal 89-97,