Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
21a8f0ee-1b10-4180-900f-e744ecc2236a
Usaha pertambangan emas yang dilakukan oleh sebagian masyarakat yang dikenal den...
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengentaskan kemiskin...
Sebagai bagian dari kebun raya dunia, Kebun Raya Indonesia (KRI) memiliki tanggu...
Southeast Asia has about 400 species edible fresh fruits and 329 (about 75 perse...
Kekayaan biodiversitas sebagai salah satu aset berharga bangsa Indonesia perlu d...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Fenologi empat jenis tumbuhan akumulator merkuri. Prosiding Konservasi Flora Indonesia dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global
Paspalum conjugatum Berg (jukut pait/jampang), Commelina nudiflora L (tali korang/gewor), Salvinia molesta D.S. Mitchell (kiambang/ganggang), and Monochoria vaginalis (Burm.f.) Presl (eceng leutik) are the useless wild plants so far. However, based on a phytoremediation research, these plants are potential as a hyperaccumulator plants particularly for mercury polluted area. A phenological study has been done at Bogor Botanic Gardens on March, 16th to May, 13th. The results show that the plants have a fast growth. In a average, the highest delta biomass of plants are achieved at 5th or 6th week after planted that are 431.63 gr/m2 for P. conjugatum, 399.69 gr/m2 for C. nudiflora, and 977.86 gr/m2 for M. vaginalis. While biomass and covering area of S. molesta grow more than 400% in 2 weeks after planted, which the highest delta biomass is 1.26 kg/m2. Kebun Raya Eka Karya Bali hal. 579-586