Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
12-08-2024
0b1af13a-b834-4d8f-b250-2a309fb60f2f
Telah dilakukan penelitian dengan memanfaatkan limbah yang berasal dari pabrik p...
Mangan merupakan logam keempat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari...
Telah dilakukan percobaan pelindian bijih mangan kadar rendah daerah Way Kanan L...
Pada penelitian ini telah dilakukan percobaan untuk mempelajari pengaruh tempera...
Bijih Mangan dijumpai sebagai cadangan kecil yang tersebar di kepulauan Indonesi...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Pengaruh Waktu Dan Penambahan H2so4 Pada Proses Pelindian Reduktif Bijih Mangan Kadar Rendah Menggunakan Limbah Tapioka Sebagai Reduktor Dalam Suasana Asam
Telah dilakukan penelitian dengan memanfaatkan limbah yang berasal dari pabrik pengolahan ubi kayu, menjadi tepung tapioka sebagai agen pereduksi dalam pelindian bijih mangan kadar rendah dari daerah Tanggamus Lampung. Selama ini bijih mangan dengan kadar rendah di daerah Tanggamus tidak dimanfatkan, sehingga hanya menjadi tumpukan tanah belaka. Serangkaian percobaan penelitian telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi asam sulfat dan variasi suhu terhadap persen ekstraksi mangan dan persen keterlarutan besi. Karakterisasi bahan baku bijih mangan yang digunakan terlebih dahulu dilakukan analisa XRF dan SEM yang menunjukan bahwa persentase kandungan MnO2 dalam bijih sebesar 43,69 persen dengan kandungan pengotor berupa Fe2O3 sebesar 19,47 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi asam sulfat dan variasi suhu berpengaruh terhadap persen ekstraksi mangan dan persen keterlarutan besi. Persen ekstraksi mangan tertinggi untuk percobaan pelindian bijih mangan dengan limbah tapioka sebagai agen pereduksi dalam larutan asam sulfat terjadi pada suhu 65 oC adalah 59,20 persen dengan besi yang terlarut sebesar 78,02 persen. Sedangkan pada percobaan dengan variasi konsentrasi asam sulfat diperoleh persen ektraksi mangan tertinggi sebesar 55.02 persen dengan persen keterlarutan besi sebesar 50.85 persen. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Industri Hijau I