Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
36afb71d-876f-4353-86e9-59541844a7d7
Studi model pendugaan kekeringan di Sub DAS Seluna dengan menggunakan metode ner...
Monitoring kualitas sedimen saat ini sangat penting dilakukan guna melengkapi ha...
Indonesia merupakan negara kaya dengan danau, tercatat lebih 500 danau besar den...
Abalon (Haliotis asinina) merupakan jenis gastropoda laut bernilai ekonomis pent...
Proses pelindian mangan dari bijih mangan dioksida dalam larutan asam sulfat tel...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Penyusunan Biokriteria Dengan Menggunakan Konsep Multimetrik: Studi Kasus Anak Sungai Cisadane
Penggunaan materi biologi dalam mendeteksi tingkat gangguan pada ekosistem sungai telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, diantaranya dengan pengembangan biokriteria berdasarkan pada konsep integritas biologi/pendekatan multimetrik dari hewan fauna makrobentik/ bentos. Penelitian ini menyusun suatu biokriteria lokal dengan mengambil lokasi di beberapa ruas anak Sungai Cisadane sebagai studi pendahuluannya. Penelitian ini bertujuan untuk 1). Menetapkan reference site/ situs rujukan pada anak Sungai Cisadane, 2). Mengklasifikasi tingkat kerusakan atau gangguan di beberapa ruas Sungai Cisadane berdaarkan pada komunitas bentos, 3)O. Membangun kriteria biologi yang didasarkan pada konsep multimetrik dari komunitas bentos. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni-Juli 2003 di beberapa ruas anak Sungai Cisadane dengan 7 lokasi titik sampling. Sampling fauna organisme bentik menggunakan alat kick-net dan sortir dari hewan tersebut menerapkan metode fixcount 100 individu. Indek biotik kumulatif (IBK) yang dihasilkan dari pendekatan multimetrik digunakan untuk menentukan tingkat gangguan ekologis di ruas Sungai Cisadane. Hasilnya menunjukkan Stasiun Kramat Payung, Cikudapaeh, Cikaniki hulu dapat didasarkan pada indek habitat (159-167), indek kimia kirchoff (87-88), maupun indek biotik kumulatif (17-24). Ketiga stasiun lainnya telah mengalami gangguan ekologis dari sedang hingga berat. Nilai dengan 17-25 dikategorikan daerah yang belum/ minim gangguan, nilai 16-11 dalam kategori gangguan sedang, dan nilai 10-5 dikategorikan mengalami gangguan berat. Penerapan indek kumulatif biotik ini untuk sungai atau DAS lainnya, mungkin membutuhkan beberapa validasi dan tahap penyempurnaan, sehingga indek ini diharapkan dapat digunakan pada skala DAS yang lebih luas. Oldi Vol. 35, No. 2 ISSN : 0125-9830