Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
f2dacaab-fe14-4c71-921f-9d74d62835c7
Kentang hitam (Plectranthus rotundifolius (Poir) Spreng)merupakan sumber pangan ...
Uwi ungu memiliki keunggulan dengan ciri-ciri kandungan karbohidrat tinggi, namu...
Kentang hitam (Plectranthus rotundifolius (Poir.) Spreng.) merupakan sumber pang...
Pisang kepok Amorang atau pisang kepok Unti Sayang merupakan mutan alami yang be...
Prosiding hasil Seminar Nasional MPC
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Rekayasa in vitro kentang hitam (Caleus tuberosusBenth) untuk memperoleh genotipa tahan salinitas dan kekeringan
Kentang hitam (Coleus tuberosus Benth) merupakan salah satu bahan pangan alternatif yang mempunyai potensi tinggi untuk dikembangkan sebagai makanan fungsional. Kentang hitam lebih dikenal oleh penduduk Pulau Jawa dengan sebutan kentang kleci (Jawa)/kumeli (Sunda). Umumnya kentang dimanfaatkan dalam bentuk umbi yang sudah direbus tanpa dikupas kulitnya dan dikonsumsi sebagai camilan bersama kacang rebus atau jagung rebus atau dicampur sebagai sayur. Untuk menunjang ketahanan pangan, diversifikasi pangan dari bahan kentang hitam perlu dilakukan. Selain diversifikasi, pengadaptasian kentang hitam pada kondisi kekeringan dan salinitas juga dapat membantu memperkuat ketahanan pangan. Pemanfaatan kentang hitam pada kondisi kekeringan dan salinitas mensyaratkan adanya genotipe kentang hitam yang dapat beradaptasi dengan kondisi tersebut. Ketahanan tanaman terhadap cekaman lingkungan (kekeringan dan salinitas) dapat diinduksi secara in vitro melalui induksi keragaman dengan mutasi dan dilanjutkan dengan seleksi. Pendekatan ini mensyaratkan tersedianya protokol regenerasi secara in vitro dan keragaman yang ditimbulkan melalui mutasi. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan mutan kentang hitam yang tahan terhadap kadar garam tinggi dan berproduksi optimal melalui induksi mutasi dan seleksi terhadap kadar garam secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa protokol regenerasi kentang hitam secara in vitro melalui organogenesis tunas langsung menggunakan inokulum potongan daun diketahui membentuk tunas tertinggi pada kultur kentang hitam umur 5-6 minggu setelah tanam (MST) dengan posisi daun nomor 1-5 dari apikal menuju basal. Media terbaik untuk regenerasi inokulum adalah daun membentuk tunas secara langsung yaitu MS+BA 5 mg/l + NAA 0.1 mg/l dapat meningkatkan virgor atau kekekaran tanaman sehingga pertumbuhan tunas selama in vitro lebih baik dan meningkatkan prosentase daya hidup tanaman pada tahap aklimatisasi. Keragaman genetik kentang hitam diperoleh dengan membuat variasi somaklon mutasi menggunakan iradiasi sinar gamma. Pemberian sinar gamma pada dosis 12,5 Gy dan 25 Gy menunjukkan jumlah mutan yang lebih banyak dibandingkan dengan mutasi 6 Gy. Tanaman kentang hitam termasuk tanaman yang peka terhadap salinitas. Pada tingkat DHL media 2-3 dS/m tanaman mulai menunjukkan adanya pertumbuhan yang melambat akibat keracunan garam NaCl terutama pertumbuhan tunas dan akar. Seleksi mutan di green house dari 20 nomor yang diseleksi terdapat 8 mutan (40%) menunjukkan tingkat toleransi yang lebih baik terhadap salinitas.