Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
66d80781-1ab0-4997-9144-6e45507cf8b0
South Kalimantan is one of the densely diverse sites for flora and fauna. One of...
Modern medicine has been known by people in East Kalimantan including Dayak Tunj...
Lasianthus, a member of the family Rubiaceae has potential for medicinal plants....
Southeast Asia has about 400 species edible fresh fruits and 329 (about 75 perse...
The results of research on diversity usages, and potentials of Piperaceae in Man...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Keanekaragaman dan Penggunaan Tumbuhan Lokal Berkhasiat Obat pada Suku Dayak Kiyu Meratus
Suku Dayak Kiyu Meratus secara turun temurun menggunakan tumbuhan obat untuk mengobati penyakitnya. Mereka mengambil bahan obat dari hutan dan tidak melakukan upaya pelestariannya. Pengambilan yang terus-menerus, bersifat merusak, dan tanpa ada upaya pelestariannya akan berdampak pada kehilangan tumbuhan obat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis, penggunaan, dan dampak penggunaan terhadap kelestarian tumbuhan lokal berkhasiat obat pada suku Dayak Kiyu Meratus. Penelitian dilakukan di Pegunungan Meratus, Dusun Kiyu, Desa Batang Alai Timur, kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan pada 14-20 April 2013. Pencarian tumbuhan obat dilakukan dengan metode eksploratif. Sampel tumbuhan ditentukan dengan metode purposive sampling. Sampel tumbuhan dicatat jenis dan habitusnya. Penggunaan tumbuhan diperoleh dengan cara wawancara dengan pemandu yang merupakan ‘sesepuh’ masyarakat Dayak Kiyu Meratus. Parameter yang diamati terdiri dari: bagian tumbuhan yang digunakan, cara meramu, cara memakai ramuan, dan jenis penyakit yang diobati. Dampak penggunaan diketahui dari bagian tumbuhan yang digunakan. Data yang diperoleh di lapangan disajikan dalam bentuk tabulasi, kemudian dianalisa secara deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui sebanyak 29 jenis tumbuhan berkhasiat obat. Tumbuhan tersebut sebagian besar berhabitus terna/herba (34,48 persen); bagian tumbuhan yang diramu sebagian besar adalah daun (48,57 persen); Sebagian besar bahan untuk obat diramu dengan cara direbus/diseduh (40 persen); dan sakit yang diobati sebagian besar adalah penyakit dalam (40 persen). Dampak kehilangan tumbuhan obat disebabkan oleh pengambilan bagian vital tumbuhan yaitu akar, batang, dan kulit kayu (48,56 persen). Dampak terbesar disebabkan oleh pengambilan bagian akar (25,71 persen). Prosiding Ekspose Pembangunan Kebun Raya dan Seminar Konservasi Flora Indonesia: Membangun Kebun Raya untuk Penyelamatan Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan Menuju Ekonomi Hijau. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI. Hal. 841-853 ISBN 978-979-799-825-7