Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
12-08-2024
63281f53-e116-4b1d-b483-74e272befad6
Dalam rangka penerapan e-government, pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kalti...
Limited literatures exist on fouling organisms attached to mangrove in inner Amb...
Proses dekomposisi termal mineral dolomit dari daerah Lamongan dan Madura telah ...
Monitoring kualitas sedimen saat ini sangat penting dilakukan guna melengkapi ha...
Perairan pesisir merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap aliran antropogen...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Kesehatan Ekosistem Bentik Delta Berau (Kajian Awal dengan Pendekatan Kualitas Sedimen)
Delta Berau, Kalimantan Timur, merupakan ekosistem yang komplek dengan sungai Berau sebagai kontributor utama padatan tersuspensi. Faktor-faktor penting yang akan mempengaruhi dinamika delta Berau antara lain, padatan tersuspensi, kontaminan dan kegiatan masyarakat di daerah hulu atau daratan. Sampai saat ini, pengetahuan tentang sumber kontaminan, pergerakannya serta hubungan antara kontaminan dan kegiatan di daerah hulu seperti kehutanan, pertambangan batubara dan transportasi hilir belum banyak dikaji. Penelitian kami mengkaji kegiatan daerah hulu dan implikasinya terhadap ekosistem bentik yang akan dilakukan selama tiga tahun (2006 – 2008). Tujuan penelitian awal ini adalah mengkaji kesehatan ekosistem delta Berau berdasarkan pada tiga komponen yaitu kualitas sedimen, komunitas bentik dan uji toksisitas (bioassay). Kajian awal kami menunjukkan bahwa delta Berau dapat dikategorikan sebagai ekosistem yang belum mengalami gangguan (undisturbed ecosystem) khususnya gangguan kontaminan logam berat seperti Hg, Cd, Cu, Pb. Konsentrasi keempat kontaminan logam tersebut relatif rendah dan dapat dikategorikan sebagai kondisi alami. Kandungan padatan tersuspensi masih berkisar antara 2.8 dan 22.7 mg/l. Uji toksisitas sedimen juga munjukkan bahwa sedimen delta Berau tidak memberikan efek negatif terhadap proses fertilisasi telur bulu babi. Hal ini juga ditunjukkan dengan tingginya indek keragaman komunitas bentik (H = 3.79) dengan takson yang umum terdiri dari polychaeta, krustasea dan moluska. Kajian awal kami menyimpulkan bahwa kegiatan di daerah hulu belum menunjukkan adanya tekanan negatif terhadap kesehatan ekosistem bentik delta Berau. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan III ISOI-2006. Semarang, 19 September 2006. Hal. 276-286 ISBN 979-704-482-3