Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
12-08-2024
1416ad9f-5000-4404-b969-67ddd8449144
Tumbuhan Tembelekan dianggap masyarakat sebagai pengganggu atau gulma karena per...
Libo (Ficus varieagata) merupakan tumbuhan liar yang belum termanfaatkan dalam b...
Tumbuhan balsem (P. paniculata) merupakan tumbuhan semusim yaitu dari biji lalu ...
Sebagai negara yang berada di daerah khatulistiwa, bangsa Indonesia sangat kaya ...
Suweg (Amorphophallus paeoniifolius) belongs to the Araceae family. This species...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Potensi Buah Lakuca (Artocarpus Lacucha Buch-Ham) Sebagai Sumber Bahan Pangan Olahan
Buah lakuca (Artocarpus lacucha Buch-Ham) dari suku Moraceae adalah tumbuhan buah yang belum dibudidayakan dan belum banyak dimanfaatkan di Indonesia. Tumbuhan ini memiliki persebaran dari India hingga Asia Tenggara. Buahnya mirip buah nangka namun memiliki ukuran kecil, 2-5 cm panjang dan 1.5-2.5 cm diameter. Daging buah dapat dimakan, berwarna jingga dengan rasa manis asam dan aroma yang khas. Pemanfaatan daging buah selama ini belum optimal, hanya dimakan sebagai buah segar dan tergolong buah minor. Pemanfaatan lebih lanjut perlu dipertimbangkan mengingat buah ini mengandung beta karoten dan vitamin C yang cukup tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk suplai kekurangan vit. A dan vit C. Buah ini dapat dimanfaatkan lebih lanjut sebagai bahan pangan olahan berupa sirup, pewarna makanan dan selai atau dodol buah. Penelitian ini mengungkapkan potensi buah lakuca koleksi Kebun Raya Bogor sebagi bahan pangan olahan berupa selai. Tanaman yang digunakan adalah koleksi Kebun Raya Bogor berasal dari Sumatera Barat berupa pohon dengan tinggi sekitar 20 m dan berumur sekitar 90 tahun. Berbuah pada bulan November sampai Maret, dengan jumlah buah sekitar 300 buah (3 kg). Daging buah masak diolah menjadi selai hanya dengan menambahkan gula dan air, dan menghasilkan rasa dan warna yang disukai. Prosiding Simposium dan Seminar Bersama PERAGI-PERHORTI PERIPI-HIGI Mendukung Kedaulatan Pangan dan Energi yang Berkelanjutan. Bogor, 1-2 Mei 2012. Hal. 559-562