Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
12-08-2024
875e8ec3-81e7-4f08-a41b-3534812034d0
Koleksi sampel ikan terbang di perairan Ambon dan sekitarnya dilakukan 2005-2008...
Observation on size structure and condition factor (kn) of P. mento was conducte...
Study on size structure and condition factor (kn) of two flying fishes species, ...
Pengukuran sembilan parameter morfometrik dilakukan terhadap 233 ekor ikan cakal...
Size-class composition and morphometrics relationship of clam Gafrarium tumidum ...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Struktur Ukuran Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Perairan Ambon dan Implikasinya Bagi Pengelolaan
Sumberdaya laut merupakan salah satu andalan penggerak perekonomian di Maluku, dan salah satu komoditi laut yang dianggap penting adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis). Saat ini sering ditemukan ikan-ikan cakalang berukuran lebih kecil dari 30 cm yang dijual di pasar lokal, sehingga kondisi ini sangat mengkuatirkan perikanan cakalang di masa mendatang. Tulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi komposisi ukuran ikan cakalang yang tertangkap dengan huhate (pole and line) di sekitar perairan Ambon. Data dan informasi yang dipergunakan dalam studi ini merupakan data primer dan sekunder yang dihasilkan dari beberapa penelitian biologi ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Ambon dan sekitarnya, yang dilakukan sejak tahun 1984. Kajian ini hanya fokus pada aspek ukuran panjang cagak (fork length) dari ikan cakalang yang ditangkap dengan alat pancing huhate dan di daratkan di tempat pendaratan ikan sekitar pulau Ambon. Secara umum, ikan cakalang yang tertangkap memiliki rata-rata panjang cagak lebih dari 40 cm, yang berarti alat tangkap huhate memiliki selektifitas untuk menangkap ikan-ikan cakalang dewasa. Hasil studi ini juga menunjukkan kecenderungan dominansi ukuran yang lebih pendek dari tiga dekade sebelumnya. Pada tahun 1984-1986, ukuran panjang cagak rata-rata ikan cakalang antara 45-50,9 cm, namun ditahun 2007 dan 2011, masing-masing 42,4 cm dan 48,5 cm. Hail ini menunjukkan bahwa huhate cukup selektif untuk menangkap ikan cakalang, dan umumnya adalah ikan-ikan yang telah dewasa. Hal lain yang dapat diungkapkan dari hasil kajian ini, yaitu pada periode Juni sampai dengan Agustus, kecenderungan ikan cakalang yang lebih panjang dari 45 cm yang tertangkap. Hasil ini mengindikasikan bahwa ikan-ikan cakalang dewasa bermigrasi untuk melakukan pemijahan di perairan Ambon dan sekitarnya, yang merupakan bagian dari Laut Banda, yang pada periode ini mengalami peristiwa pengayaan unsur hara akibat upwelling. Dengan demikian ada korelasi yang positif antara peristiwa upwelling dengan periode pemijahan ikan cakalang, dan sebaiknya pada periode ini kegiatan penangkapan ikan cakalang dapat dibatasi. Simposium Pengelolaan Perikanan Tuna Berkelanjutan, Bali, 10-11 Desember 2014