Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
60995117-c867-4db6-9e7c-e570e98ec986
Jumlah ijin pengolahan limbah cair (IPLC) 2020
Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Invensi ini berupa suatu proses pemurnian logam besi cair mengandung nikel denga...
Salah satu pemanfaatan ilmenit produk samping dari bijih timah adalah menjadikan...
Indonesia adalah Negara Kepulauan yang mempunyai garis pantai terpanjang kedua d...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Studi Awal Ekstraksi Titanium Oksida Dari Pengolahan Limbah Cair Industri Tekstil/Cat Dengan Proses Sol Gel
Kualitas lingkungan yang semakin memburuk akibat pencemaran pada udara, air, dan tanah merupakan ancaman besar bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup di bumi, tidak terkecuali manusia. Kegiatan industri sering menghasilkan limbah cair yang mengandung komponen berbahaya apabila dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan yang tepat. Salah satu industri yang menghasilkan limbah cair adalah industri cat yang menghasilkan jenis limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dengan kandungan polutan logam yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan hewan, selain gas beracun. Diantara logam tersebut yang paling banyak digunakan sebagai pigmen pewarna putih dari hasil proses bleaching pada industri tekstil adalah pigmen TiO2. TiO2 ini merupakan logam yang cukup aktif dan manfaatnya cukup banyak yaitu untuk aplikasi fotokatalis dalam pengolahan limbah, bahan baku kosmetik, aplikasi untuk splitting of water dan banyak aplikasi lainnya. Ini mendorong perlunya pengolahan lebih lanjut limbah tekstil untuk mendapatkan kembali material TiO2 sehingga mempunyai nilai ekonomis apabila dimanfaatkan. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah merecycle kembali titanium oksida dari limbah cair industri tekstil/cat, mengetahui pengaruh konsentrasi H2SO4 dalam proses ekstraksi titanium oksida, serta mendapatkan metode optimum dalam proses ekstraksinya. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah tahap awal filtrasi limbah tekstil/cat dari padatannya dan dilanjutkan sintesis TiO2 dengan proses sol gel yang menggunakan pelarut H2SO4. Variabel penelitian adalah konsentrasi H2SO4, suhu dan waktu pengeringan yang divariasikan. Analisa yang dilakukan menggunakan uji XRF, XRD, dan SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan kadar pelarut yang lebih besar yaitu H2SO4 dengan kadar sebesar 30 persen menghasilkan TiO2 yang relatif banyak dan ukuran partikel lebih kecil sebesar 20 μm pada suhu pengeringan yang lebih rendah 60 oC. Partikel yang didapatkan termasuk jenis kristalin rutile TiO2 sehingga dapat diaplikasikan untuk proses fotokatalitik. Dimana partikel TiO2 yang bersifat fotokatalis pada akhir-akhir ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan lingkungan dan kendala kebutuhan energi. Sehingga penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian lanjutan dalam sintesis oksida logam pada temperatur rendah. Prosiding Seminar Material Metalurgi 2008 ISSN : 2085 - 0492