Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
e76c7974-6dc4-4d8b-84c4-ddcadae703a5
Potensi dolomit di Indonesia cukup besar dan banyak dimanfaatkan pada berbagai i...
Kualitas lingkungan yang semakin memburuk akibat pencemaran pada udara, air, dan...
Telah dilakukan proses kalsinasi dari mineral batuan dolomit dari daerah lamonga...
Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang 70 persen dari luasan total wilayah nusa...
Analisis palinologi atas satu inti bor sedimen transisi sepanjang 10 m dari daer...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Ekstraksi Garam Magnesium Dari Air Laut Melalui Proses Kristalisasi
Indonesia adalah Negara Kepulauan yang mempunyai garis pantai terpanjang kedua di dunia, mencapai 100.000 km. Garis pantai tersebut berpotensi untuk dikembangkan menjadi wilayah produksi garam yang didukung oleh daerah katulistiwa yang memiliki konsentrasi intensitas radiasi yang tinggi. Komposisi utama garam laut adalah natrium klorida dan banyak dimanfaatkan mulai dari rumah tangga hingga industri. Selain natrium dan kalsium, salah satu jenis garam yang juga dapat diproduksi dari air laut adalah magnesium. Magnesium dapat diolah menjadi magnesium karbonat menggunakan pelarut asam atau alkali dan proses karbonasi. Magnesium karbonat adalah bahan baku untuk penetral asam lambung, sumber nutrisi magnesium dan pengisi cat sehingga dalam mendapatkan magnesium dari air laut dibutuhkan proses pemurnian. Dalam penelitian ini, pembentukan garam akan diamati dengan mengurangi volume air laut dari 2 L menjadi 1 L, 500 ml, 250 ml dan penguapan total dengan proses kristalisasi. Analisa Inductively Coupled Plasma (ICP) menunjukkan ketika volume air laut berkurang menjadi 1 L, konsentrasi magnesium mencapai 35,14 ppm dari konsentrasi awalnya 15,05 ppm. Analisa X-ray Fluorescence (XRF) menunjukkan konsentrasi magnesium pada tahap awal 9,36 persen sedangkan ketika volume air laut diuapkan dari 2 L menjadi 500 ml, 250 ml dan penguapan total konsentrasi magnesium menjadi 20,36 persen 18,06 persen dan 22,59 persen secara berurutan. Pada pengamatan secara visual dengan mengurangi volume air laut dari 2 L menjadi 1 L, 500 ml dan 250 ml diperoleh garam bersifat tidak higroskopis tetapi ketika air laut teruapkan secara total, garam laut bersifat sangat higroskopis. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa air laut juga dapat menghasilkan garam magnesium. Prosiding SEMNASTEK Fakultas Teknik UMJ, 2016 p-ISSN : 2407 – 1846; e-ISSN : 2460 – 8416