Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
7ededc38-5557-4608-a3c5-670a15dd4444
Abalon tropis (Haliotisasinina) termasuk gastropod laut yang memiliki nilai ekon...
Tropical abalones (Haliotis asinina) is a marine gastropod that has high economi...
This research is aimed to describe studi on embryogenesis and larva development ...
Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh para pengembang budidaya kerang mut...
Turbo chrysostumus is commonly known by fishermen community as moon-eyed snail a...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Studi Perkembangan Embriogenesis Larva Siput Abalon Tropis (Haliotis Asinine) Pada Kondisi Suhu Yang Berbeda
Abalone tropis (Haliotis asinine) termasuk gastropod laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan makanan yang sangat lezat serta dikomsumsi oleh masyarakat di dunia. Pada tahun 2002, produk abalon hasil budidaya mencapai 4.076 ton dari total produksi dunia 8.000 ton (FAO, 2004). Negara produsen abalon hasil budidaya adalah Taiwan, China, Afrika Selatan, Jepang, Chile, Amerika Srikat, Australia dan New Zeland. Sementara di Indonesia data produksi abalon hasil budidaya belum tersedia. Masalah utama yang dihadapi oleh para pengembang budidaya abalon tropis adalah tingkat kematian tertinggi terjadi pada fase post larva mulai menempel pada substrat dan kematian berikutnya terjadi pada saat juvenil dipindahkan dari substrat ketempat pembesaran. Dari permasalahan inilah penulis mencoba mengamati perkembangan embriogenesis larva siput abalon tropis (Haliotis asinina) dan kelangsungan hidup pada kondisi suhu yang berbeda. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 di Lab. UPT. Loka Pengembangan Bio Industri Laut Mataram, Puslit. Oseanografi – LIPI. Hasil analisis varians memperlihatkan bahwa perlakuan suhu memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kelangsungan hidup larva siput abalon tropis (Haliotis asinina). Uji BNJ memperlihatkan bahwa suhu 29±10C memberikan persentasi hasil kelangsungan hidup tertinggi yaitu mencapai nilai rerata sebesar 90,50 persen dan berbeda sangat nyata dibandingkan dengan hasil pada suhu 23±10C dan 32±10C yaitu berturut-turut 72,78 persen dan 78,70 persen. Sementara dibandingkan terhadap perlakuan suhu 26±10C tidak memberikan perbedaan nyata. Fase perkembangan embriogenesis dan normaltetas akan dibahas dalam makalah ini. Prosiding : Seminar Nasional Tahunan X, Hasil Penelitian Perikanan & Kelautan UGM. Thn. 2013.