Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
12-08-2024
8de19cc5-681e-41ce-989a-f6f5f5ef56b9
Penelitian bertujuan mengungkap pola distribusi spatial dan temporal serta laju ...
Surface sediment were collected from 13 sites from Semarang Waters on August 201...
The aims of this study was to conduct a preliminary study ecological risk assess...
Penutupan tambang inkonvensional di Teluk Klabat, Bangka diduga berpengaruh terh...
Kegiatan budidaya ikan dengan sistem keramba jaring apung (KJA) di Danau Toba be...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Logam berat (Cd dan Pb) dalam padatan tersuspensi dan sedimen muara Kapuas, Kalimantan Barat
Berbagai aktivitas seperti pelabuhan, industri, transportai air dan aktivitas perkotaan berpotensi mengeluarkan limbah logam berat di aluran Sungai Kapuas, yang selanjutnya menurunkan kualitas perairan pesisir Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentarsi logam berat kadmium (Cd) dan timbal (Pb) dalam padatan tersuspensi (TSS) serta kondisi pencemaran kedua logam berat tersebut dalam sedimen perairan Muara Kapuas, Kalimantan Barat. Sampel TSS dan sedimen diambil dari 20 stasiun pada musim kemarau dan hujan untuk analisis logam berat Cd dan Pb serta beberapa parameter terkait. Analisis Cd dan Pb dalam TSS serta sedimen dilakukan berdasarkan metode USEPA 2050B. Nilai konsentrasi Cd dalam TSS bervariasi antara 3,18-85,37 mg kg-1 berat kering (bk) dengan rata-rata sebesar 38,38±23,88 mg kg-1 bk. Nilai konsentrasi Pb dalam TSS sangat bervariasi antara 0,49-201,99 mg kg-1 berat kering. (bk) dengan rata-rata sebesar 28,66±43,77 mg kg-1 bk. Tidak Nampak pengaruh temporal (p<0,05) terhadap konsentrasi-konsentrasi tersebut. Sementara itu, nilai konsentrasi Cd dalam sedimen pesisir berkisar antara 0,01-0,77 mg kg-1 berat kering. (bk) dengan rata-rata sebesar 0,34±0,17 mg kg-1 bk. Nilai konsentrasi Pb dalam sedimen bervariasi antara 1,02-39,03 mg kg-1 berat kering dengan rata-rata sebesar 13,91±6,55 mg kg-1 bk. Konsentrasi tertinggi Cd dan Pb dalam TSS serta sedimen terutama dsekitar Muara Kapuas Kecil dan Muara Kapuas Besar, mengindikasikan pengaruh kedua aliran sungai tersebut terhadap masuknya kontaminan Cd dan Pb ke wilayah pesisir. Fluktuasi konsentrasi Cd dan Pb dalam sedimen masih dibawah batas maksimal yang dianjurkan dalam panduan kualitas sedimen internasional yang diterapkan di beberapa negara maju. Oleh karena itu sedimen Muara Kapuas dianggap belum tercemar Cd dan Pb. Meski demikian kewaspadaan tetap harus diberikan, disebabkan potensi sedimen dalam menyerap bahan pencemar baik organic maupun anorganik dan menimbulkan resiko tinggi bagi ekosistem pesisir. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Volume 40, Nomor 1, April 2014