Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
13-08-2024
6c807e4b-4d40-4eb5-88cc-3cbb87c555bf
Suweg (Amorphophallus paeoniifolius) belongs to the Araceae family. This species...
Gayam (Inocarpus fagifer) berpotensi sebagai sumber pangan alternatif karena bij...
Sebagai negara yang berada di daerah khatulistiwa, bangsa Indonesia sangat kaya ...
Lack of food is an issue from time to time in the history of human life. Forests...
Nut adalah salah satu hasil hutan non kayu yang telah lama dikonsumsi oleh masya...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Pengembangan potensi biji karet (Hevea brasiliensis) sebagai bahan pangan alternatif di Bengkulu Utara
Sumatera merupakan salah satu wilayah sentra karet di Indonesia, termasuk Provinsi Bengkulu. Pemanfaatan biji karet sebagai bahan pangan belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat, padahal setiap tanaman karet mampu menghasilkan biji sekitar 0,8-1,2 ton/ ha/ tahun (untuk tanaman dengan usia lebih dari 4 tahun). Biji karet memiliki proporsi bagian yang dapat dikonsumsi sekitar 57 persen. Selain itu, biji karet memiliki kandungan gizi khususnya protein yang tinggi. Kandungan asam sianida (HCN) yang terdapat dalam biji karet menjadi salah satu kendala masyarakat untuk mengolah panganan yang berasal dari biji karet. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait proses pengolahan bijikaret yang aman untuk dikonsumsi. Kegiatan dilaksanakan di Kecamatan Giri Mulya, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Perendaman dan perebusan terbukti dapat mereduksi kandungan asam sianida yang terdapat dalam biji karet. Biji karet yang telah aman dikonsumsi dapat dijadikan berbagai panganan seperti keripik, tempeyek, dan isi dadar gulung. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia Vol.1 No. 2. Hal.343-346. ISSN 2407-8050