Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
12-08-2024
e7f946aa-0057-42d5-a0c9-13b1c6253afc
Leaching is important process in the preparation of dolomite processing so that ...
Pada penelitian ini dilakukan uji pelarutan asam kuat terhadap terak timah yang ...
Telah dilakukan penelitian pembuatan serbuk α-Fe2O3 dari bijih besi primer dari ...
Salah satu produk samping dari proses pengolahan (mineral dressing) bijih timah ...
Salah satu hasil samping dari proses peleburan bijih timah menjadi logam timah a...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Studi Karakterisasi Pengotor Bijih Besi Pada Proses Pelarutan Dengan Asam Klorida Tanpa Pemanasan
Telah dilakukan kegiatan pelarutan bijih besi dari Simpang Rusa yang tidak lengket magnet dengan menggunakan pelarut asam klorida tanpa pemanasan. Tujuan dari kegiatan ini yaitu pengamatan terhadap kelarutan besi oksida dari hasil penambangan bijih besi merupakan tahap awal dari pembuatan besi oksida murni ukuran nano. Dengan mengamati sifat-sifat pengotor yang terikut dalam proses pelarutan besi oksida maka kita dapat melakukan proses antisipasi terhadap adanya pengotor tersebut dan menentukan proses pelarutan yang tepat. Dalam kegiatan ini yang diamati adalah terlarutnya pengotor aluminium oksida, silika, magnesium dan titanium oksida yang mungkin larut dalam proses pelarutan besi oksida dengan menggunakan pelarut HCl pada berbagai konsentrasi dan dalam temperatur kamar. Tahapan proses pelarutan bijih besi adalah sebagai berikut bijih besi dari proses pemisahan magnet dihancurkan dalam bentuk ukuran halus kurang lebih 150 mesh. Dengan proses penghancuran ini dapat diperoleh proses pelarutan yang lebih cepat, dimana ukuran partikel lebih kecil dari 150 mesh sudah cukup memadai, setelah dihaluskan maka dilanjutkan dengan proses pelarutan menggunakan larutan HCl pada berbagai normalitas mulai dari 2,353 N sampai dengan 8,232 N. Adapun perbandingan pelarutan adalah 20 gram bijih besi dibandingkan dengan 200 ml larutan, hasil dari proses pelarutan selanjutnya disaring dengan penyaring vacuum dam saringan kertas whatman No. 42 sehingga diperoleh padatan dan larutan yang jenih berwarna kuning, padatan yang berupa residu yang telah diperoleh selanjutnya dicuci dengan air sampai asamnya hilang. Selanjutnya dipisahkan antara air pencuci dan padatan endapan dengan menggunakan sentrifuge, padatan yang telah diperoleh selanjutnya dikeringkan, kemudian ditimbang untuk mengetahui beratnya, dilakukan proses analisis padatan yang telah kering dengan menggunakan analisis XRF di Pusat Penelitian Metalurgi. Pada proses pelarutan tersebut terlihat bahwa pengotor Al2O3 ada kecenderungan semakin terlarut bersama dengan kenaikan konsentrasi asam. Sebaliknya untuk unsur SiO2 , maka semakin tinggi konsentrasi asam klorida semakin tidak larut. Unsur yang lain karena jumlahnya sangat kecil seperti TiO2, MgO, dan MnO2 menunjukkan pelarutan yang tidak beraturan. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa untuk pembuatan bahan pigmen Fe2O3 perlu diperhatikan adanya unsur pengotor Al2O3 yang terikut dalam proses pelarutan. Prosiding Seminar Material Metalurgi 2008. Hlm: 101 - 108