Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
12-08-2024
42054f42-7298-4f9f-903a-5bbb8d7f3154
Five turtle species were traded in Central Java and Yogyakarta Provinces, includ...
The attempt to breed Red-bellied Short-necked Turtle (Emydura subglobosai) was s...
The growth and development of Myuchelys novaeguineae schultzei was observed in t...
Produktivitas kura-kura Elseya rhodini generasi pertama (F1) yang dipelihara dal...
Produktivitas kura-kura Elseya rhodini Thomson et.al. 2015 generasi pertama (F1 ...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Tinjauan Pemanfaatan Ranggah Rusa dan Karapas Kura-kura Air Tawar Di Propinsi Papua
Di Papua, Rusa Jawa (Rusa timorensis) dan kura kura air tawar merupakan kelompok satwa liar yang menjadi buruan untuk tujuan pemenuhan konsumsi. Dari perburuan ini menghasilkan limbah berupa ranggah keras rusa dan karapas dari tempurung kura-kura, yang mempunyai nilai ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami tingkat produksi yang ada dari ke dua limbah tersebut, serta memahami alur pengumpulan dan perdagangannya pada tingkat lokal. Kajian dilakukan di Kabupaten Merauke dan sekitarnya dengan mengunjungi para pengumpul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil buruan kura-kura air tawar langsung dimasak di lokasi perburuan, hanya sedikit yang dibawa pulang untuk dijual. Namun rusa dibawa pulang dagingnya untuk dijual dan hanya sedikit yang dimanfaatkan sendiri. Secara umum, 62% dari contoh ranggah keras yang diamati merupakan ranggah keras dalam kondisi belum luruh dan 88% merupakan ranggah keras dari pejantan di atas pertumbuhan ranggah kedua kalinya atau lebih. Dalam setahun setidaknya diperoleh 1.600−3.700 pasang ranggah keras, atau setara dengan 2,8−6,6 ton produk limbah. Jenis kura kura darat yang teridentifikasi sebagai hasil buruan adalah Macrochelodina parkeri, Chelodina reimanni, Macrochelodina rugosa, Elseya braderhorsti dan Emydura subglobosa yang kesemuanya tidak masuk dalam daftar Appendix CITES atau satwa lindungan Indonesia. Biota Vol. 15 (1): 149−157, Februari 2010