Badan Riset dan Inovasi Nasional
07-11-2022
12-08-2024
bf9b5081-ba06-4c0d-b402-22e96bbffbb1
The species of B. dulcis (Jack) Muell Arg. is endemic to Sumatra, and has been c...
Aquilaria malaccensis merupakan anggota keluarga Thymelaceae yang merupakan sala...
Sumatra, Borneo and western part of Java Island, and its population is under thr...
Mikrografting in vitro adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif yang dilak...
Buah merah (Pandanus conoideus Lamk) adalah tanaman khas lembah balim, dan masya...
INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.
Perbanyakan Menteng Besar (Baccaurea dulcis (Jack) Muell Arg.) dengan Cara Sambung Pucuk Sebagai Upaya Pelestarian Jenis
Baccaurea dulcis atau pohon "menteng besar" merupakan penghasil buah yang endemik. Sumatera bagian selatan, dan sudah dibudidayakan secara lokal hanya di Sumatera dan sebagian kecil wilayah Bogor. Karena pemanfaatan buahnya sangat terbatas dan bersifat lokal, jenis ini menjadi semakin terancam keberadaannya. Upaya pelestarian jenis ini sangat perlu dilakukan diantaranya adalah dengan melakukan perbanyakan dan budidaya tanaman. Dikarenakan jenis ini memiliki karakteristik berumah dua, upaya perbanyakan tanaman akan lebih efisien dilakukan dengan cara vegetatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan pertumbuhan bibit hasil perbanyakan B. dulcis dengan teknik sambung pucuk sejenis dengan menggunakan batang atas dari pohon yang telah terseleksi kualitas buahnya di Bogor. Di samping itu tujuan penelitian lainnya, adalah mengetahui keberhasilan dan pertumbuhan bibit hasil perbanyakan sambung pucuk dengan. batang bawah B. dulcis dan batang bawah dari jenis lain, B. reticulata Pada penyambungan sejenis terdapat 3 perlakuan batang atas yaitu 7 cm bagian pertama dari ujung ranting (A), 7cm. Bagian kedua dari ujung ranting (B) dan tidak disambung (KontroI/K). Pengamatan pertumbuhan dilakukan setiap bulan sampai dengan bulan ke-8. Tanaman hasil penyambungan sejenis tumbuh dengan baik. Tidak ada beda nyata tinggi tanaman antara ketiga perlakuan sambungan. Pertumbuhan cabang pada tanaman B lebih besar dibanding tanaman A dan K secara nyata, sedangkan jumlah daun tanaman perlakuan B mulai bulan ke-2 sesudah penyambungan lebih banyak secara nyata dibandingkan tanaman A. Pada penyambungan beda jenis dengan batang bawah B. reticulata dan batang atas B. dulcis, hasil pengamatannya menunjukkan bahwa penyambungan pada semua perlakuan (pangkal batang atas dicelup IBA 0, 100, 200 dan 400 ppm) tidak kompatibel. Pada bulan ke-4, 100 % tanaman perlakuan 0, 50 % tanaman perlakuan 100, 62,5 % tanaman perlakuan 200 dan 43,8 % tanaman perlakuan 400 ppm IBA, bagian batangnya mengering atau membusuk mulai 1 cm dibawah daerah sambungan sampai pucuk batang. Pengamatan pada bulan-bulan berikutnya menunjukkan bahwa batang atas yang mengering makin banyak dan akhimya keseluruhan tanaman sambungannya mati. Prosiding Seminar Nasional Hortikultura - Indonesia 25-26 Nopember 2010, Universitas Udayana Denpasar – Bali. Hal. 68-75 ISBN 978-979-25-1263-2